Kemajuan
materi yang dirasakan umat manusia ternyata tidak menjamin kebahagiaan hidup.
Bahkan fakta berbicara bahwa pergaulan hidup, kekeringan jiwa menjadi fenomena
yang menjamur dimana-mana. Orientasi manusia saat ini lebih mengedepankan alam
materi, menjadikan mereka ibarat robot yang otaknya hanya terperas
demi orang. Sementara, kebutuhan rohani berupa pengajaran agama, tarbiyah,
dan tarkiyah, bagi orang seakan tidak mendapat porsi dalam segenap waktu
yang dimiliki. Padahal kedua hal tersebut merupakan inti utama dalam pembinaan
akhlak. Semakin berkurang pebinaan akhlak terhadap diri manusia, maka semakin
merosot akhlaknya.
Dewasa
ini banyak orang sadar akan pemenuhan kebutuhan siraman rohani. Mereka mulai
gencar mengkaji Islam, membina akhlak bangsa dengan enyuarakan anti
korupsi,kolusi dan nepotisma, serta anti pornografi, dan porno aksi. Semua ini
dilakukan demi mengangkat harkat, martabat, dan moral bangsa Indonesia sehingga
terwujud bangsa yang berakhlak karimah.
Namun
demikian, kesadaran tersebut baru pada dataran wacana, belum ada konsep yang
komperhensif pada pembinaan akhlak kemusian diadopsi oleh pemerintah
sebagaisuatu gerakan yang masal. Dalam sejarah umat Islam, akhlak tasawuf telah
membuktikan kesuksesannya pada pembinaan akhlak mulia dan rentang waktu yang
panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar